Menghapus Stigma: Ava Korea Peduli Palestina

Akhir tahun 2023, dunia dihebohkan dengan kembali meledaknya konflik antara Palestina dan Israel. Konflik yang dimulai dari perebutan wilayah pada puluhan tahun lalu, kini beralih menjadi bencana kemanusiaan. Bagaimana tidak, ribuan korban jiwa telah berjatuhan dan kerugian besar terjadi dimana-mana, namun belum bisa menghentikan serangan yang terjadi. Bahkan desas-desus adanya gerakan genosida atau pemusnahan suatu kelompok yang dilakukan oleh Israel pada Palestina sudah terdengar di hampir seluruh dunia.dewa poker

Media di berbagai negara seakan tidak pernah berhenti memberitakan mengenai kondisi terkini konflik Palestina dan Israel. Bahkan konflik ini selalu menjadi topik bahasan di berbagai media sosial salah satunya adalah Twitter atau yang kini berubah nama menjadi X. Melihat banyaknya masyarakat yang bersuara terkait konflik ini, menunjukkan seberapa besar pengaruh media terutama media online terhadap penyebaran informasi saat ini. Berdasarkan laporan data dari We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 213 juta orang dihitung dari Januari 2023. Jumlah ini sama dengan kurang lebih 77% dari total populasi masyarakat Indonesia sebanyak 276,4 juta orang yang dihitung dari awal tahun 2023. Dengan data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia sebagai salah satu yang mendapatkan peringkat atas dari pengkonsumsi internet terbesar dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Sementara itu, We Are Social menambahkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 4 sebagai negara paling banyak menggunakan media sosial X dengan jumlah 25,3 juta pengguna terhitung Juli 2023. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan X sebagai salah satu pilihan masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi dan saling memberikan informasi masih sangat tinggi. Maka dari itu apapun informasi baik dari tanah air maupun internasional pasti tak luput dari perhatian pengguna X. Tak terkecuali dengan informasi mengenai konflik Palestina dan Israel. 

Pengguna X seringkali memberikan opini, berkomentar, dan berargumen tentang konflik ini. Tak jarang beragam kata terkait konflik ini seperti "Palestine", "Gaza", atau bahkan hashtag #FreePalestine muncul sebagai trending topic bukan hanya di Indonesia melainkan seluruh dunia. Keterbatasan ruang untuk membantu Palestina secara langsung membuat sebagian besar masyarakat memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk menyuarakan keadilan. Perbedaan bangsa, negara, ras, gender, agama, dan latar belakang budaya tidak menghalangi mereka untuk ikut andil dalam gerakan membela Palestina. Tak terkecuali dengan pengguna Ava Korea.

Ava Korea dan Stigma yang Ada di Masyarakat

Ava Korea merupakan istilah yang tengah populer di kalangan pengguna media sosial terutama X. Ini adalah sebutan dari pengguna media sosial X yang menggunakan foto Idol K-Pop sebagai foto profil mereka. Seperti yang ketahui bahwa tidak semua penggemar K-Pop mau untuk jati diri mereka yang sebenarnya di media sosial. Mereka lebih memilih untuk merubah nama dan menggunakan foto idola mereka sebagai foto profil dengan berbagai alasan. Mulai dari memang keinginannya untuk tidak dikenal secara personal oleh publik hingga mereka hanya ingin dilihat sebagai seseorang yang masuk dalam suatu kelompok budaya tertentu yaitu penggemar K-Pop. Penggunaan Ava Korea sebagai simbol seseorang yang masuk dalam budaya atau komunitas tertentu membuat mereka cenderung lebih bisa dengan cepat mengakrabkan diri dengan pengguna ava Korea yang lain. Ava Korea memiliki eksistensi yang cukup tinggi di media sosial X. Eksistensinya yang mudah dikenali dan cukup menonjol membuat seringkali kegiatan yang dilakukan oleh ava Korea menjadi perhatian bagi para pengguna X yang lain.

Banyaknya pengguna ava Korea yang ada di media sosial X, membuat segala hal yang mereka lakukan tidak luput dari perhatian netizen. Seringnya ava Korea menaikkan hastag untuk mendukung idolanya membuat sebagian besar pengguna X menganggap bahwa mereka adalah anak-anak dibawah umur yang hanya peduli kepada idol Korea. Tidak jarang stigma negatif didapatkan oleh Ava Korea sebab mereka tidak mau menunjukkan identitas aslinya pada publik. Pandangan bahwa mereka tidak paham apapun selain tentang idolanya ini membuat sebagian besar pengguna Ava Korea menjadi geram. 

Stigma negatif ini berusaha mereka patahkan ketika Ava Korea melakukan challenge reveal siapa saja dibalik akun tersebut. Terbukti pengguna Ava Korea bukan hanya anak di bawah umur saja melainkan terdapat mahasiswa berprestasi, pemegang beasiswa luar negeri, konsultan hukum, psikolog, hingga bekerja di sektor pendidikan. Tidak sampai disitu, pembuktian lain juga ikut dilakukan dengan aksi Ava Korea yang membantu menaikkan hastag terkait Omnibus Law tahun 2020. Seiring berjalannya waktu, gerakan positif yang digagas oleh Ava Korea juga semakin banyak. 

Tidak jarang mereka mengumpulkan dana secara online untuk membantu saudara mereka yang terkena musibah. Ava Korea sama seperti orang biasa yang juga memiliki kepedulian yang tinggi dan rasa kemanusiaan untuk membantu orang lain yang merasa kesusahan. 

Ava Korea Berdonasi 

Bukti bahwa Ava Korea masih memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi adalah ditunjukkan dengan mereka tidak segan untuk mengeluarkan bantuan berupa materi kepada orang-orang yang membutuhkan. Tidak sekali dua kali Ava Korea terlihat beramai-ramai melakukan donasi secara online melalui situs donasi dan galang dana resmi. Donasi biasa dilakukan sebagai bentuk projek tahunan untuk merayakan hari lahir idola mereka. Kebanyakan dari donasi seperti ini biasanya disalurkan ke anak-anak yang kurang beruntung dalam hal pendidikan atau tempat-tempat yang masih terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. 

Berbagai kegiatan galang dana yang diikuti oleh beberapa fandom atau istilah dari penggemar idol Kpop yang berhasil mengumpulkan ratusan juta seperti saat terjadi musibah gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Donggala pada 2018. Kemudian disusul penggalangan dana yang dilakukan fans BTS yaitu ARMY Indonesia di tahun 2021 yang berhasil mengumpulkan Rp262 juta untuk driver Gojek dan ojek online lain yang telah membantu mereka membelikan BTS Meal. Pada 2022 ARMY Indonesia juga kembali ikut turun tangan untuk membantu tragedi Kanjuruhan dengan berhasil mengumpulkan dana sejumlah lebih dari Rp420 juta dan disusul dengan fandom lain yang juga mneyumbang dengan nominal tak kalah tinggi. rtp live slot

Bahkan baru-baru ini penggalangan dana kembali dilakukan oleh fans BTS yaitu ARMY Indonesia demi membantu saudara-saudara mereka yang ada di Palestina. Penggalangan dana dimulai sejak 18 Oktober dan berakhir 21 Oktober 2023 menghasilkan jumlah yang sangat fantastis. Bagaimana tidak, jumlah dana yang terkumpul yaitu Rp1.020.561.414 miliar ini melebihi dari target yang sebelumnya telah dibuat. Gerakan yang dibuat ini mendorong fandom lain melakukan hal serupa dengan membuka wadah penggalangan dana untuk Palestina. 

Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa pengguna Ava Korea sangat jauh dari stigma negatif yang dibuat oleh masyarakat. Walaupun rata-rata usia mereka yang masih sangat muda dan melabeli diri sebagai penggemar artis Korea, jiwa nasionalis dan kemanusian masih masih melekat dalam dirinya. Kegiatan yang mereka lakukan tanpa disadari dapat menjadi contoh baik bagi orang lain sebagai anak muda hebat dengan kepedulian yang tinggi.rtp dewapoker 

Comments

Popular posts from this blog

Campur Kode Di Kalangan Penggemar K-Pop Di Media Sosial

5 Red Flag Korea Selatan, Tak Seindah Drama Korea

NewJeans Cetak Sejarah di MAMA 2023