K-Pop sebagai "Racun" atau "Vitamin" untuk Mahasiswa

Hampir semua orang sudah tidak asing atau bahkan sangat kenal dengan negara Korea Selatan. Negara yang sering berkonflik dengan negara pimpinan Kim Jong Un tersebut tidak hanya terkenal dengan kemajuan teknologi nya yang berkembang pesat, namun juga mulai terkenal dengan budaya, tradisi, musik, atau perfilman, hingga produk perawatan wajah yang digadang-gadang menjadi yang terbaik di dunia. dewa poker

Mulai dari tahun 2000-an merupakan masa-masa drama perfilman khas negara Gingseng tersebut dikenal di mancanegara. Korean wave atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah penyebaran budaya pop Korea secara global mulai muncul di akhir tahun 90-an di negara tetangga seperti Cina, Hongkong hingga ke benua Amerika. Korean wave muncul pertama kali di Indonesia di perkirakan pada tahun 2000-an melalui penayangan drama atau film korea dan musik mingguan di stasiun televisi swasta. 

Kalian pasti sudah tahu atau setidaknya pernah dengar tentang "Oppa Gangnam Style". Benar, lagu dan tarian viral pada tahun 2012 yang dipopulerkan oleh Park Jae-sang (bahasa Korea: 박재상) atau lebih dikenal dengan nama panggungnya Psy. Trend tersebut adalah puncak dari meluasnya korean wave ke seluruh dunia. Trend tersebut di populerkan kembali baik dengan menjadi headline berita internasional hingga diparodikan oleh tokoh-tokoh terkenal dunia.

Dari trend tersebut, mulai muncul banyak boyband dan girlband yang tidak hanya terkenal di Korea, namun mulai menyebar ke negara-negara lainnya terutama di Indonesia. Anggota Band-band tersebut tak hanya memiliki paras yang cantik dan rupawan namun mereka ternyata sangat mahir dalam bernyanyi, menari, bahkan memainkan peran, bisa dibilang multitasking. Sehingga tentu banyak orang yang mengidolakannya, terutama pelajar siswi. Contoh band-band yang terkenal sekarang adalah seperti BTS, EXO, BlackPink, Twice, NCT, dan masih banyak lagi.judi slot

Lalu negara mana yang memiliki fanbase paling banyak? 

Dirangkum dalam laporan Twitter @goodstat yang dirilis pada Rabu 26 Januari 2021 dan didasarkan menurut unique authors, Indonesia adalah negara dengan jumlah penggemar K-Pop terbesar di dunia, disusul oleh penggemar K-pop dari Jepang. Lalu kemudian disusul oleh Filipina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Demografi penikmat K-Pop pun didominasi oleh penonton yang berusia 20 hingga 49 tahun. Hal itu wajar jika menjadikan Indonesia sebagai juara satu dikarenakan bonus demografi yang sedang terjadi yang membuat Indonesia surplus anak muda.

Kebanyakan fans K-Pop atau lebih populer disebut K-Popers di Indonesia dikuasai oleh pelajar dan mahasiswa. Terutama pelajar perempuan dan mahasiswi yang bisa dibilang merupakan penggemar "fanatik" . Ada banyak hal yang menjadi alasan mengapa mereka sangat menyukai dan mengidolakan K-Pop, bahkan bisa menjadi fans fanatik grup K-Pop tersebut. Seperti dari segi paras yang rupawan, talenta yang dimiliki oleh anggota grup, dan tampilan mereka yang menarik serta stylist, dapat menjadi beberapa alasan terbesarnya.

Dampak yang diakibatkan oleh kpop

Akibat dari melunjaknya penggemar Korean Populer atau K-Pop ternyata memberikan beberapa dampak yang cukup signifikan terutama bagi pelajar atau mahasiswa. Dikutip dari jurnal penelitian tentang dampak K-Pop terhadap tingkat motivasi belajar mahasiswa yang ditulis oleh tim dari Universitas Negeri Padang mengungkapkan bahwa K-Pop memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap tingkat motivasi belajar mahasiswa.

Hasil dari jurnal tersebut adalah bahwa dengan mendengarkan atau menonton video idol K-Pop kesayangan mereka sembari belajar ataupun membaca merupakan media hiburan mereka untuk melepas lelah setelah beraktivitas seharian penuh dan meningkatkan kembali suasana hati untuk belajar. Beberapa mahasiswa yang menyukai K-Pop juga berkata bahwa mereka termotivasi dalam belajar karena terinspirasi terhadap idolanya yang memberikan semangat kepada penggemarnya. Sehingga para mahasiswa yang menyukai K-Pop tersebut menjadi lebih terpacu untuk menjadi lebih maju kedepannya.rtp dewapoker

Disisi lain, menyukai K-Pop terlalu berlebihan atau "fanatik" dapat menimbulkan dampak negatif yang bisa mengganggu pelajar atau mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran. Beberapa mahasiswa yang terlena dalam dunia K-pop lebih mengutamakan idola atau bias mereka daripada tugas atau kewajiban di perkuliahan. Hal tersebut tentu terjadi karena mereka tidak bisa membagi waktu atau salah dalam memprioritaskan hal yang terpenting terlebih dahulu.

Bagaimana caranya supaya tidak berlebihan? 

Oleh sebab itu, para mahasiswa yang menyukai K-Pop harus dapat membagi waktunya dengan memprioritaskan tugas atau kewajibannya terlebih dahulu dan menonton atau melihat K-Pop sebagai hiburan di sela-sela waktu, karena belajar merupakan hal yang utama dan tidak boleh lalai menempuh pendidikan.

Comments

Popular posts from this blog

Campur Kode Di Kalangan Penggemar K-Pop Di Media Sosial

5 Red Flag Korea Selatan, Tak Seindah Drama Korea

NewJeans Cetak Sejarah di MAMA 2023